Wednesday, March 10, 2010

Menabung di Bank Di bawah 5 Juta, Ternyata Rugi!

Unik tapi Fakta - Safitri, ibu rumah tangga yang tinggal di kawasan Depok, Jawa Barat, tidak habis pikir. Nilai tabungannya yang sekitar Rp 4 juta sudah dua bulan ini terus merosot saldonya. Padahal, ia menabungkan uangnya di bank semata-mata untuk mendapatkan bunga sehingga uangnya beranak-pinak.

“Kalau begini caranya, mending uangnya saya simpan di celengan atau di bawah bantal,” kata ibu tiga anak ini menggerutu.

Kisah Safitri ini juga menjadi persoalan banyak orang yang punya tabungan bernilai kecil, katakanlah di bawah Rp 5 juta.

Banyak orang awam sulit memahami mengapa nilai tabungan mereka terus tergerus. Yang mereka tahu, jika menabung, uang akan bertambah karena berbunga. Pemahaman ini terpatri sejak masa sekolah dasar saat diajarkan untuk menabung.

Saat ini, jangan pernah berharap duit membukit jika hanya punya tabungan tak lebih dari Rp 5 juta.

Ambil contoh B**, bank yang memiliki jumlah penabung paling banyak di Indonesia. Untuk tabungan Tahapan S***r, B** mengenakan biaya administrasi Rp 10.000 per bulan. Adapun suku bunga untuk tabungan bersaldo Rp 1 juta-Rp 10 juta sebesar 2 persen per tahun.

Dengan asumsi nilai tabungan awal Rp 5 juta dan tidak pernah ditambah selama setahun, nasabah akan mendapat bunga Rp 100.000 per tahun. Setelah dipotong pajak 20 persen, pendapatan nasabah tinggal Rp 80.000. Padahal, biaya administrasi yang harus dibayar selama setahun mencapai Rp 120.000. Alhasil, dana berkurang Rp 40.000 dalam setahun.

Penabung kian cepat kehilangan uangnya jika nilai tabungan di bawah Rp 1 juta. Sebab bunganya nol persen. Penabung tidak akan tergerus uangnya jika saldonya minimal Rp 6 juta. Pada level itu, biaya administrasi dan bunga mencapai titik keseimbangan.

Perbankan umumnya menerapkan bunga rendah untuk tabungan. Bank M***i, bank terbesar di Indonesia, bahkan hanya memberikan bunga 1,75 persen untuk tabungan bernilai Rp 1 juta-Rp 5 juta. Kian tinggi nilai tabungan, bunga akan semakin besar, namun biasanya tak lebih dari 4 persen per tahun. Bank tentu merasa berhak memungut biaya administrasi. Alasannya, mereka harus membangun dan memelihara jaringan seperti ATM, yakni fasilitas untuk para penabung. Bank juga harus membangun infrastruktur teknologi informasi untuk mengelola dan menjaga rekening nasabah tetap aman.

Bank merasa pantas memberi bunga kecil atas tabungan dengan alasan tabungan dapat ditarik setiap saat sehingga bank tidak begitu leluasa menggunakan dana tabungan untuk disalurkan sebagai kredit. Berbeda dengan deposito yang dipatok jangka waktunya sehingga bank mudah mengelolanya.

Bahkan, menurut para bankir, sebenarnya tabungan sudah merupakan jasa yang harus dibeli nasabah. Dengan menabung, nasabah memiliki banyak keuntungan, seperti keamanan dan kemudahan bertransaksi, karena tidak harus membawa uang tunai ke mana-mana.

Di negara maju seperti Jepang hal inilah yang terjadi. Tabungan dipahami bukan lagi tempat menggandakan uang, tetapi hanya sekadar cadangan uang tunai mengantisipasi keperluan transaksi segera atau mendadak. Untuk investasi, dana biasanya ditaruh dalam deposito atau produk pasar modal.

Namun faktanya, perbankan juga kerap memanfaatkan pengetahuan para penabung Indonesia yang umumnya masih awam. Bank tidak pernah menjelaskan kepada nasabah. Misalnya, jika saldonya di bawah Rp 5 juta, dana nasabah tidak akan pernah bertambah.

Tabungan amat berarti bagi perbankan. Sebab, tabungan merupakan dana murah. Bandingkan dengan deposito yang bunganya bisa mencapai 12 persen per tahun. Semakin besar porsi tabungan dalam struktur dana pihak ketiga, maka makin besar pula margin keuntungan bank. Kasarnya, dengan memberi bunga tabungan hanya 3 persen, bank bisa menjualnya sebagai kredit dengan bunga 14 persen.

Untuk Indonesia yang masyarakatnya belum bankable, bank seyogianya memberikan perhatian kepada penabung kecil. Saat ini ada 82 juta rekening bank di Indonesia, atau baru 35 persen dari total penduduk. Masyarakat perlu didorong menabung.

Namun, jika masyarakat kecil tahu uang tabungan mereka akan berkurang, kemungkinan mereka tak akan menabung di bank. Kalau sudah begini sia-sia saja program Ayo ke Bank yang dicanangkan Bank Indonesia.

Menabung memang suatu langkah perencanaan yang baik, tapi sebaiknya Kaskuser semua perlu bertanya lebih detil dalam menabung di bank, Customer Service (CS) biasanya hanya menjelaskan hal-hal umum, sebaiknya kita mencermati:

- Berapa suku bunga tabungan di bank tersebut (bila kita berencana mengambil produk tabungan)

- Jumlah saldo minimum (kalo ga salah ada bank yang memberlakukan sanksi bila saldo kita di bawah saldo minimum)

- Berapa biaya administrasi per bulan

Bank jarang menjelaskan bahwa sebenarnya kita memerlukan saldo minimum agar simpanan kita tidak habis terpangkas biaya-biaya administrasi/penalti. Saldo minimum ada yang Rp 50,000..bila saldo di bawah jumlah tersebut dikenakan penalti Rp 5,000. Kita akan mengira: ah…jaga aja saldo jangan sampai di bawah 50 rb, padahal kalopun kita punya tabungan 1 jt, kalo kita ga aktif menabung lama-lama habis juga terpangkas administrasi.

Contoh ringkasnya:

- Tabungan 5 juta

- Adm 10 rb/bln

- Bunga 2%/thn

Asumsi tabungan tidak bertambah selama 1 tahun maka:

Tabungan = 5 jt x 1.02 = 5.1 jt

Adm = 10 rb x 12 = 120 rb

Saldo Tabungan = 5.1 jt – 120 rb = 4.98 jt

Selama setahun duit kita bukan bertambah, tapi berkurang 20 rb.

Hal ini dapat terjadi pada penabung tidak aktif dengan jumlah 5 jt. Untuk memperoleh bunga bank dan menghindarinya berkurangnya saldo disarankan tabungan kita minimal berjumlah lebih dari 6 jt (kalo cuman 6jt artinya impas).

Solusinya:

- Menabung aktif, dengan jumlah tabungan > 6jt

- Ikut deposito, tanpa biaya administrasi

- Bisnis kecil2an aja…

Sebalnya ya itu…CS Bank kadang2 suka jual doang, saya pernah buka deposito US$,dijelaskan bahwa duit bisa dicairin langsung pada saat jatuh tempo tanpa harus buka tabungan US$ (cair cash/bank notes), kenyataannya setelah jatuh tempo, saya tdk bs langsung cairin deposito saya, alasannya harus ada transfer ke rek US$ utk kepentingan audit bank. Saya gak mau, CS bank ngasih solusi buka tabungan US$ dengan setoran awal US$100, duit deposito ditransfer ke rek US$, abis itu tutup rek US$ dengan biaya US$ 5…kesel bgt.. :marah

Mdh2an bank bisa transparan terhadap hal-hal yang perlu dijelaskan seperti ini kepada orang awam. Kasian kalo sodara2 kita yg ga jeli/penabung kecil pengen nabung misal 1 juta, dipikirnya dgn nyimpen duit segitu di bank udh menguntungkan, tp lama2 duitnya kesedot biaya adm..kan kasian.

Seharusnya program “Ayo ke Bank” disosialisasikan dengan penjelasan2 yg rinci.(http://aditcj.wordpress.com/)

No comments:

Post a Comment